Searching...
Rabu, 19 November 2014

Pecah Telur di Merbabu

Pecah Telur di Gunung Merbabu.  Akhir Minggu yang lalu tepatnya 15-16 November dan tepatnya diawal musim penghujan ini,  Kami para Sebluk Adventures berpetualang ke  Gunung Merbabu Jawa Tengah Indonesia. Katanya sih gunung ini merupakan salah satu gunung tertinggi di Indonesia, dan memiliki ketinggian  3.142M dpl  (hasil googling ya, guwa nggak ngukur sendiri) dengan puncak tertingginya yang bernama  Kenteng Songo.



Poto dulu, biar ndak Spanneng.




Kami para pendaki pemula, ya maksudnya buat pengalaman Pecah Telur pertama kali naik ke gunung, sangat antusias  dan bersemangat sekali untuk bisa sampai ke pucuk eh puncak dan menyaksikan Sunrise . Kalau sahabat bingung arti sunrise saya kasih tahu ya, tapi jangan bilang siapa siapa. Sunrise adalah Matahari terbit B-) .  Murit LIA gitu, walau cuma di CV 1 dan belum naik kelas sampai sekarang kekekekek.

Pinto , Hangga, Suryadi, Rudi, mas Anggit, Rendi, Pabry dan Mamat siap untuk pecah telur di Merbabu kali ini. Kecuali si Hangga, dia sudah makan asam garam kalau ke Gunung ini.

Singkat cerita Kami ber-8 berangkat dari Jogja dengan diiringi hujan yang begitu lebatnya, dan memilih jalur Selo sebagai awal, dan saksi perjalanan Kami bahwa Kami pernah menaklukkan gunung itu. Kurang lebih sore itu Sampai di basecamp selo sekitar jam 16.30 , dan hujan masih turun dengan derasnya. Sesampai di basecamp Kami beristirahat, ngopi-ngopi dulu, sambil menghangatkan badan di depan tungku. Setelah ishoma tepatnya bakda Magrib, Kami mulai start pukul 18.30  dan Saat itu masih gerimis. Dengan peralatan yang sudah siap, pakai mantel, lampu senter juga sudah menyala Kami memulai perjalanan.


Suasana Basecamp saat Hujan lebat
 

Rapat Kecil

Kira-kira baru 5 menit berjalan meninggalkan basecamp ada salah seorang anggota kami yang bernama mamat sudah merasa kelelahan. Karena komitmen dari awal untuk selalu bersama-sama, leren 1 leren kabeh, maka Kami kompakkan untuk istirahat sejenak. Ternyata eh ternyata, mamat baru mau pecah telur juga, tapi dia  nggak ada persiapan sama sekali sebelumnya. Ndak joging atau persiapan fisik, asal ikut naik saja. Ditambah dia ngerasa diganggu  diikuti bayangan putih yang hinggap di kakinya, menambah suasana yang sedikit mistis malam itu. Kami turunkan target malam itu. Kita ndak sampai puncak ndak papa. Minimal sampai watu Gajah biar bisa lihat sunrise. Setelah beristirahat cukup Kami lanjutkan perjalanan. 


<Ndak ada poto, gelap kalau mau poto-poto>


Kegiatan istirahat ini berulang Kami lakukan dan salah satu leader Kami juga merasa kelelahan. Kalau orang jawa bilang mbakone metu hehe, ditambah Kami berikan tas yang SUPER BESAR, dengan segala isi yang ada didalamnya. (ada tenda, kompor, nasting, lampu badai dan semua itu masih belum termasuk perlengkapan pribadi dia sendiri. Ya pantas aja berat , hahahaha. sorry yo Gan). Karena takut impian sampai puncak harus terhenti sampai disini dan tidak bisa melihat sunrise di pucuk, aku menawarkan diri untuk membawa tas itu. Bukan biar dianggap keren B-) , tapi keinginanku untuk bisa melihat pucuk esok hari sangatlah besar. Beruntung gerimis sudah berhenti dan langit cerah, sepertinya Tuhan mendengar  doaku jauh-jauh hari sebelumnya agar di perjalanan kali ini diberi suasana dan cuaca yang cerah. Setelah cukup istirahat Kami lanjutkan perjalanan kembali.


Dalam perjalanan, Kami sering bertemu dan berpapasan dengan para pendaki lainnya. Banyak pendaki yang senior (sudah biasa naik merbabu sebelumnya) mengatakan kalau medan Merbabu kali ini sangatlah ekstrim. Wooooooh, mereka yang sudah biasa saja bilang gitu, apalagi Kami yang baru perdana dan bermodalkan semangat dan cinta saja.....  hehe. Pokoknya perjalanannya sungguh istimewa, Kami naik menggunakan jalan air (Joinan ma air gitu) dan sering Kami lakukan dengan merayap. Berlagak kayak speadermen. Untung minggu lalu aku udah latihan sama peater parker. :P


Setelah berjalan cukup lama sekitar jam 3 dini hari Kami sampai di Watu Gajah. Tim sudah merasa lelah, namun Kami pasang target baru, yaitu target pendakian Kami ganti  sampai Sabana 1.  Ada 2 orang yang masih merasa lelah  yaitu hangga dan surya dan ingin istirahat dulu sejenak di watu gajah. 4 orang lain pilih naik duluan , dan berencana mendirikan tenda diatas. Aku bergegas dan berencana ikut mereka ber 4. Ternyata mamat ingin ikut juga naik duluan ikut rombongan. Ya udah ayo berangkat. 

Weeeaaalah, cah 4 kae mau malah ninggal . AKu cuma ber 2 sama mamat dan sama seperti sebelumnya, jalan 4-5 meter, istirahat 10-15 menit. 

Nah perjalanan antara Watu Gajah ke Sabana 1 ini yang buat Kami seolah kayak speaderman. Wooooow, ini ekstrim banget men.  Kami harus merayap, karena bila semi berdiri takutnya malah njungkel kebelakang yang bisa buat tinggal nama nanti kalau jadi njungkel. 

Setelah tenaga sudah terkuras  dan si galau ini tadi sudah tidak kuat lagi untuk berjalan, kita tak jadi sampai di Sabana 1. Surya dan Hangga sudah sampai menyusul Kami. Ke empat orang lainnya ndak tau dah sampai mana, karena pergi ninggali gak ngenteni. Mungkin mereka sudah pada sampai sabana 1 bangun tenda bobok manis, kemulan anget atau malah dan sampai puncak Merbabu. 

Pagi itu angin berembus dengan kencangnya, Ademmm banget rasane ditambah sedikit hujan gerimis. Tenda dibawa rombongan yang 4 tadi, yaaaaaaaaaaah apa boleh buat,... Kami bermodalkan alas seadanya. Cari parit (dalan banyu untuk berlindung dari angin). Kalau bahasa Jawanya disebut kalenan. Gelar matras dan SB dan coba berlindung disana. Berharap langit tak jadi menurunkan hujannya. Kalau sampai hujan pasti yo keli og. Panggilan adzan Shubuh terdengar. Bukan dari Masjid sih, tapi suara HPku. HPku kan wis tak install jadwal sholat, hehe. Sholat dulu deh,.. Sebelum bobok.


Bobok di Kalenan

Kalenan Merbabu



Sekitar pukul 5 lebih sedikit Alhamdulilah langit cerah, dan Sunrise terlihat. Yeeaaaa ak bisa lihat sunrise di gunung,.. hehehe.  Setelah matahari bersinar menerangi sekitar tempat kalenan Kami tidur, tak disangka-sangka rasa mangkel, anyel, lan pengen ngakak timbul. Kenapa itu terjadi,.... Ke 4 teman sing ninggali tadi ternyata membangun tenda ndak jauh dari Kami. Kurang lebih 7-10 meter di balik semak mereka berada.  Badala ... Kene dho kademen ndelik nang kalen , lha liyane dho malah enak enakan turu nang tendo ndak jauh dari kalen Kami berada. Cobo nak udan, pora mung keli ki mau.  hahahaha


Ngaso dulu disaat sunrise



Setelah langit cerah kami mulai selfie dan berpoto-poto. Yah buat kenangan dan cerita buat anak istri Kami kelak, hahaha. Selain itu sekitar pukul 8 pagi Kami menyempatkan untuk ke Sabana 1. Sudah ah sampai sini saja. Walau belum sampai puncak ndak papa. masih ada lain waktu.

TS terbaik Seindonesia

Rudi Latihan Nyebul Udut



Pinto Lagi kasmaran



Ojo digagas




Setelah puas berpoto-poto di Sabana 1, sekitar jam 9 pagi Kami berkemas dan beranjak pulang

Golek Wangsit, hihi. SSssssssssst.




Perjalanan Turun Gunung

Mas se



Nah, Bagi yang pengen ngerti Man of The Matched di perjalanan ini, berikut screenshootnya ;

Mamat



Sekian perjalanan Pecah Telur di Merbabu Kami, nantikan cerita Sebluk Adventure lainnya ya.



.

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!